Air Kemasan dan Mikroplastik: Tanda Bahaya bagi Manajemen Lingkungan Industri

Riset Ilmiah: Mikroplastik Telah Dikonsumsi Manusia
Sebuah studi dalam laporan penelitian Human Consumption of Microplastics yang dirilis American Chemical Society (ACS), air mineral kemasan disebut sebagai salah satu sumber terbesar mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia, bahkan lebih tinggi dibandingkan konsumsi dari air keran sebanyak 94,37 partikel mikroplastik per gram.
Beberapa merek air minum dalam kemasan yang beredar secara global, termasuk di Indonesia, ditemukan mengandung partikel mikroplastik dalam jumlah signifikan. Temuan ini menjadi peringatan serius, bukan hanya dari sisi kesehatan konsumen, tetapi juga dari sudut pandang sistem produksi dan manajemen lingkungan perusahaan.
Baca juga: Root Cause Analysis (RCA), Metode Menyelesaikan Masalah hingga ke Akarnya
Dari Mana Mikroplastik Itu Berasal?
Mikroplastik dalam air minum bisa berasal dari berbagai sumber internal proses industri. Salah satu penyebab utama adalah lepasan partikel dari kemasan plastik itu sendiri, terutama akibat gesekan saat pengemasan atau distribusi. Selain itu, tutup botol dan proses pembotolan yang tidak terkontrol secara higienis dapat menjadi jalur masuk mikroplastik ke dalam produk akhir. Bahkan, sisa limbah dari proses produksi yang tidak tertangani dengan baik dapat menjadi pencemar tambahan.
Semua hal ini menunjukkan bahwa masalahnya tidak hanya terletak pada bahan baku atau kemasan, tetapi juga pada kegagalan sistem pengelolaan lingkungan yang belum terstruktur dan tidak didukung oleh standar yang kuat.
Baca juga: Cegah Kegagalan Proyek dengan Pendekatan ISO 31000
ISO 14001: Mencegah Pencemaran dari Hulu
Dalam konteks inilah ISO 14001 menjadi standar yang sangat relevan dan strategis. ISO 14001 adalah standar internasional yang dirancang untuk membantu perusahaan membangun dan mengelola sistem manajemen lingkungan yang menyeluruh. Melalui pendekatan berbasis risiko, standar ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi aspek lingkungan yang paling berdampak dari aktivitasnya dan menyusun langkah pengendalian sejak dari tahap hulu.
Dengan penerapan ISO 14001, perusahaan dapat memperbaiki cara mengelola limbah, mengurangi potensi pencemaran, memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, serta membangun sistem audit dan perbaikan berkelanjutan. Lebih dari sekadar memenuhi kewajiban hukum, standar ini mendorong efisiensi proses dan tanggung jawab terhadap dampak ekologis.
Baca juga: Membangun ESG yang Kredibel dan Terukur: Peran Strategis ISO 14001 & ISO 14064
Saatnya Bangun Sistem yang Lebih Bertanggung Jawab
Isu mikroplastik hanyalah salah satu dari sekian banyak risiko lingkungan yang dapat muncul dari sistem industri yang tidak tertata. Namun dampaknya bisa luas dan sistemik, mulai dari lingkungan hidup hingga kesehatan manusia. Maka, perusahaan perlu meninjau ulang sistem produksi dan pengelolaan lingkungan yang dijalankan saat ini. Sudahkah cukup aman dan bertanggung jawab?
Konsultasi ISO 14001 bersama Mitra Berdaya Optima
Sebagai konsultan sistem manajemen bersertifikasi dan berpengalaman, Mitra Berdaya Optima siap mendampingi perusahaan Anda dalam membangun sistem manajemen lingkungan berbasis ISO 14001. Kami membantu menyesuaikan standar ini dengan karakter industri Anda, mengidentifikasi potensi pencemaran, serta menyusun sistem pemantauan dan pengendalian lingkungan yang berkelanjutan dan terukur. Klik di sini untuk konsultasi gratis!