Yogyakarta Office
Jalan Dladan No. 98 Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191
Jakarta Office
Jalan Mampang Prapatan Raya No.73A Lantai 3 Jakarta Selatan 12790
Digitalisasi
Fintech, singkatan dari financial technology, adalah inovasi yang menggabungkan teknologi dengan layanan keuangan untuk memberikan solusi yang lebih efisien dan aksesibel. Di Indonesia, fintech berkembang pesat sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan yang lebih praktis dan terjangkau. Perusahaan-perusahaan fintech Indonesia menawarkan berbagai layanan mulai dari pembayaran digital, pinjaman online, hingga investasi, menjadikannya sebagai sektor yang sangat dinamis dan terus berkembang.
Keberadaan fintech Indonesia mempermudah transaksi keuangan sehari-hari. Selain itu, fintech juga berkontribusi besar terhadap inklusi keuangan di negara ini. Dengan adopsi teknologi yang semakin luas, fintech membantu menjangkau berbagai lapisan masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani oleh sistem keuangan tradisional. Namun, seperti halnya industri di sektor lain, dinamika fintech juga tidak mulus. Banyak hal yang masih harus diperhatikan agar fintech benar-benar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pertumbuhan negara. Terlepas dari itu semua, mari melihat latar belakang pengguna fintech Indonesia.
Baca juga: Aplikasi Digital: Dapatkah Mendorong Pertumbuhan Industri FMCG?
Lembaga Pengawas FinTech Indonesia
Upaya yang Dapat Dilakukan FinTech Indonesia
Jenis-jenis fintech mencakup berbagai layanan yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam sektor keuangan. Salah satu kategori utama adalah fintech pembayaran, yang meliputi aplikasi dompet digital dan sistem pembayaran elektronik yang memungkinkan transaksi yang cepat dan aman. Selain itu, ada juga fintech pinjaman, yang menawarkan platform peer-to-peer lending atau pinjaman online, mempermudah individu dan usaha kecil dalam mendapatkan dana tanpa melalui perantara tradisional seperti bank.
Kategorisasi lainnya adalah fintech investasi, yang menyediakan alat dan platform untuk investasi yang lebih terjangkau dan terotomatisasi, seperti robo-advisors dan aplikasi trading saham. Fintech asuransi, atau insurtech, juga semakin populer dengan menyediakan produk asuransi yang lebih fleksibel dan mudah diakses melalui platform digital.
Baca juga: 7 Hal Yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Memperluas Bisnis Menggunakan E-Commerce
Pertumbuhan fintech di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan dukungan dari adopsi teknologi yang luas dan kebutuhan akan layanan keuangan yang lebih inovatif, fintech Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam jumlah pengguna dan volume transaksi. Berbagai sektor fintech, mulai dari pembayaran digital hingga investasi dan pinjaman, terus berkembang, menjadikannya sebagai salah satu pasar fintech yang paling dinamis di Asia Tenggara. Inovasi terus-menerus dan dukungan regulasi dari pemerintah turut mempercepat pertumbuhan sektor ini.
Namun, performa fintech tidak selalu stabil dan bisa dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19, sektor fintech pinjaman mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelum pandemi. Penurunan ini mencerminkan bagaimana performa fintech dapat terpengaruh oleh situasi ekonomi dan sosial. Hal ini mengharuskan perusahaan fintech untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar dan kebutuhan pengguna.
Baca juga: Pentingnya Kemampuan Berteknologi Pada Era yang Serba Digital
Di bawah ini akan dijelaskan data pengguna fintech yang diperoleh dari Asosiasi Fintech Indonesia. The Indonesia Fintech Association (AFTECH) merupakan forum untuk fintech dalam mengadvokasi dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. AFTECH secara resmi ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Asosiasi Inovasi Keuangan Digital (IKD) berdasarkan POJK No. 13/2018.
Berdasarkan segmentasi pengguna fintech, individu mendominasi dengan 42.7% disusul dengan SMEs (UKM) dengan 28%. Hal ini menandakan bahwa banyak individu yang menggunakan fitur yang ditawarkan oleh fintech untuk kehidupan sehari-hari, mulai dari transaksi, dompet digital, hingga pinjaman. Selain itu, UKM sendiri menggunakan fintech dapat untuk optimalisasi operasional dan juga tambahan modal.
Berdasarkan laporan AFTECH, pengguna fintech berdasarkan pendapatan masih didominasi oleh kelas menengah ke bawah. Hal ini terlihat dari data di atas yang menunjukkan penghasilan IDR 5 - 10 juta mendominasi penggunaan fintech dengan 41.5%.
Untuk pengguna berdasarkan usia sendiri, AFTECH memberikan 3 variabel yang diuji. Untuk pengguna fintech berdasarkan usia, didominasi oleh usia produktif 36 - 35 tahun sebanyak 70.8%.
Alasan utama banyak orang beralih ke fintech di Indonesia adalah kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan oleh teknologi ini. Fintech Indonesia memberikan akses yang lebih cepat dan fleksibel untuk berbagai layanan keuangan, mulai dari pembayaran dan pinjaman hingga investasi. Dengan kemajuan teknologi, pengguna dapat melakukan transaksi secara instan, mengelola keuangan dengan lebih baik, dan mendapatkan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, fintech juga meningkatkan inklusi keuangan dengan memungkinkan akses layanan keuangan bagi mereka yang sebelumnya tidak terlayani oleh lembaga keuangan tradisional.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki peran krusial dalam mengawasi dan mengatur sektor fintech di Indonesia sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam UU Nomor 21 Tahun 2011. OJK menyiapkan berbagai regulasi untuk memastikan perkembangan fintech tetap dalam koridor yang aman dan sesuai dengan standar industri. Regulasi ini mencakup berbagai aspek operasional fintech, mulai dari perlindungan konsumen hingga kepatuhan terhadap ketentuan keuangan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu PCI DSS untuk Keamanan Bisnis
Ada yang menarik dari laporan yang diterbitkan oleh OJK mengenai aduan yang diterima OJK. Berikut data yang mengenai aduan yang diterima OJK:
Berdasarkan laporan dengan periode (januari 2022 - januari 2024) tersebut, fintech menduduki posisi kedua mengenai aduan yang diterima OJK dengan 9.226 laporan. Fintech berada di atas untuk sektor pembiayaan, asuransi, dan pasar modal.
Untuk periode januari 2022 hingga juni 2024, fintech menyalip perbankan dengan total 5.115. Artinya, ada kenaikan sebesar 44.5% untuk 6 bulan terakhir jika dibandingkan dengan laporan selama 2 tahun sebelumnya. Hal ini seharusnya menjadi perhatian yang serius bagi pelaku sektor fintech.
Untuk memastikan keamanan dan kualitas layanan, fintech Indonesia dapat mengimplementasikan berbagai standar internasional seperti ISO/IEC 27001, ISO/IEC 27701, dan ISO/IEC 20000-1. ISO/IEC 27001 berfokus pada manajemen keamanan informasi, membantu fintech dalam melindungi data sensitif dan menjaga kerahasiaan informasi pengguna. ISO/IEC 27701, sebagai ekstensi dari ISO/IEC 27001, khusus mengatur privasi informasi dan pengelolaan data pribadi, memberikan panduan tambahan untuk mematuhi regulasi perlindungan data. Sementara itu, ISO/IEC 20000-1 mengatur manajemen layanan TI untuk memastikan bahwa layanan fintech disampaikan dengan cara yang efektif dan berkualitas. Implementasi standar-standar ini dapat meningkatkan kepercayaan pengguna serta meminimalkan risiko operasional dan keamanan.
Fintech Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dan berperan penting dalam mengubah cara masyarakat mengakses layanan keuangan. Ke depan, penting bagi semua pihak terkait untuk terus memantau perkembangan fintech dan berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi. Pelaku industri fintech juga perlu berbenah untuk mengurangi keluhan pelanggan (pengguna) mereka. Dengan demikian, pertumbuhan fintech dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat.
Untuk para pelaku industri fintech, berdasarkan poin-poin yang telah dijelaskan di atas, kami menyediakan program sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi ISO 27001, Sistem Manajemen Informasi Pribadi ISO 27701, dan Sistem Manajemen Pelayanan Teknologi Informasi ISO 20000-1. Selama lima tahun terakhir, kami telah berhasil melaksanakan sertifikasi ISO dengan tingkat keberhasilan 100% dalam lebih dari 200 project. Tertarik untuk tumbuh bersama kami? Hubungi kami untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai solusi terbaik untuk bisnis Anda.