Category

Risiko

Mengapa Banyak Proyek Gagal? Ini Peran Penting Manajemen Risiko & ISO 31000

Posted on Thursday, 05 June 2025
Social Media
Social Media Icon 1Social Media Icon 2Social Media Icon 3
image-1749095543975-9968225.jpg

Setiap proyek, apapun skalanya, pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai tepat waktu, sesuai anggaran, dan berkualitas. Namun kenyataannya, tidak sedikit proyek yang justru berakhir dengan keterlambatan, pembengkakan biaya, atau bahkan kegagalan total. Di Indonesia, fakta dari BPS (2023) menunjukkan bahwa sekitar 34% proyek konstruksi mengalami keterlambatan, dan salah satu penyebab utamanya adalah manajemen risiko yang tidak memadai.

Baca juga: Laporan ESG Global: Perusahaan dengan Praktik Keberlanjutan Lebih Stabil


Mengapa Proyek Bisa Gagal?

Kegagalan proyek bukan semata-mata karena faktor teknis atau operasional. Justru akar masalahnya seringkali berasal dari kurangnya identifikasi dan pengelolaan risiko sejak awal. Risiko proyek dapat berupa ketidakpastian pada pasokan material, cuaca ekstrem, perubahan kebijakan, atau kegagalan komunikasi antar pihak. Tanpa deteksi dini dan mitigasi yang tepat, risiko-risiko ini dapat berkembang menjadi masalah besar yang sulit dikendalikan.

Selain itu, tidak adanya strategi mitigasi risiko juga menjadi faktor penting. Banyak proyek berjalan tanpa rencana cadangan atau tidak siap menghadapi skenario terburuk. Ketika risiko muncul, tim proyek tidak memiliki protokol yang jelas dalam meresponsnya, sehingga waktu dan biaya bisa meleset jauh dari target.

Kurangnya kompetensi manajer proyek dalam mengelola risiko juga memperparah situasi. Tidak semua manajer memahami prinsip manajemen risiko yang baik atau memiliki pelatihan yang cukup untuk menerapkannya dalam konteks proyek.

Baca juga: Dari Kebijakan ke Aksi: Mengelola Emisi Karbon Melalui ISO 14064


ISO 31000: Solusi Terstruktur dalam Mengelola Risiko

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, standar ISO 31000 hadir sebagai solusi. ISO 31000 adalah standar internasional yang memberikan kerangka kerja, prinsip, dan pedoman untuk manajemen risiko. Standar ini bersifat fleksibel dan dapat diterapkan oleh berbagai jenis organisasi baik di sektor publik maupun swasta. Penerapan ISO 31000 membantu organisasi dalam:

  • Mengidentifikasi risiko sejak awal
  • Menyusun rencana mitigasi secara sistematis
  • Membuat keputusan berbasis data risiko
  • Meningkatkan kepercayaan stakeholder

Lebih dari sekadar prosedur, ISO 31000 membentuk budaya sadar risiko di dalam organisasi. Dengan demikian, proyek tidak hanya berjalan sesuai target, tetapi juga lebih tahan terhadap ketidakpastian dan perubahan lingkungan.

Baca juga: Kemacetan dan Infrastruktur Transportasi di Jakarta: Bisakah ISO 9001 Jadi Solusi?


Kesimpulan

Manajemen risiko yang buruk adalah jalan pintas menuju kegagalan proyek. Namun dengan pendekatan yang tepat terutama melalui penerapan ISO 31000, risiko dapat dikelola secara proaktif, bukan reaktif. Saatnya organisasi membangun fondasi proyek yang lebih kuat, dengan perencanaan risiko yang terstruktur dan terstandarisasi.

Jika Anda ingin mengetahui bagaimana menerapkan ISO 31000 secara efektif di proyek atau organisasi Anda, tim Mitra Berdaya Optima siap mendampingi. Mulai dari pelatihan, implementasi, hingga audit dan evaluasi. Hubungi kami untuk konsultasi gratis.

Banner Image Mitra Berdaya Optima
PreviousNext
Logo MItra Berdaya Optima
PT Mitra Berdaya Optima

Yogyakarta Office

Jalan Dladan No. 98 Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191

Jakarta Office

Jalan Mampang Prapatan Raya No.73A Lantai 3 Jakarta Selatan 12790

© Copyright 2025 PT Mitra Berdaya Optima - All Rights Reserved