Yogyakarta Office
Jalan Dladan No. 98 Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191
Jakarta Office
Jalan Mampang Prapatan Raya No.73A Lantai 3 Jakarta Selatan 12790
Digitalisasi
Keamanan data menjadi krusial di era digital saat ini. Pengembangan data center terus berlangsung untuk memenuhi tuntutan kebutuhan infrastruktur teknologi yang semakin kompleks. Salah satu eksperimen terkemuka, Project Natick Microsoft, yang mengeksplorasi konsep data center bawah laut. Proyek ini telah menarik perhatian sebagai salah satu inovasi dalam upaya meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan. Namun, akhirnya Microsoft mengumumkan penghentian proyek ini. Dengan berakhirnya proyek Natick ini, apa saja yang dapat kita pelajari?
Table of Contents
2. Tujuan dan Hasil Eksperimen
4. Komparasi dengan Proyek Serupa di Tiongkok
5. Penggunaan Teknologi Alternatif
Microsoft telah secara diam-diam menghentikan proyek eksperimen mereka yang disebut Project Natick untuk data center bawah laut. Proyek data center yang dimulai sejak tahun 2013 ini bertujuan untuk menemukan solusi inovatif dalam pengelolaan dan efisiensi energi dengan menempatkan server di bawah laut. Eksperimen ini membuahkan hasil yang cukup positif, termasuk tingkat kegagalan server yang lebih rendah dibandingkan dengan server di darat. Akan tetapi, Microsoft memutuskan untuk menghentikan proyek ini dan tidak melanjutkan pengembangan lebih lanjut.
Keputusan untuk menghentikan Project Natick datang setelah bertahun-tahun penelitian dan pengujian. Sebenarnya, hasil dari proyek ini menunjukkan potensi besar dalam pengembangan proyek data center bawah laut. Namun, Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk membangun proyek data center bawah laut baru saat ini. Keputusan ini mungkin mencerminkan perubahan fokus strategis perusahaan atau pertimbangan biaya dan manfaat jangka panjang.
Tujuan utama Microsoft dalam memulai Project Natick adalah untuk mengatasi masalah konsumsi energi yang signifikan terkait sistem pendinginan dalam data center, yang mencapai sekitar 40% dari total konsumsi listrik. Proyek data center ini dirancang untuk menempatkan server di bawah laut. Kemudian, dilakukan pemanfaatan suhu air yang stabil untuk pendinginan alami. Dengan demikian dapat mengurangi kebutuhan energi dan biaya operasional secara drastis.
Setelah diuji coba di lepas pantai Skotlandia pada tahun 2018, Microsoft menemukan bahwa servers bawah laut mereka memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah (0,7%) dibandingkan dengan server-server di darat (5,9%). Hal ini tentu menunjukkan potensi efisiensi yang besar. Keberhasilan proyek data center ini membuktikan bahwa lingkungan bawah laut dapat memberikan kondisi yang lebih stabil dan bebas dari gangguan manusia. Hal ini diyakini dapat memperpanjang umur perangkat keras dan meningkatkan keandalannya.
Meskipun menghentikan proyek, Microsoft menyatakan bahwa dari Project Natick didapatkan pelajaran penting. Hasil temuan akan diterapkan ke kasus-kasus lain dalam pengembangan teknologi data center mereka. Proyek data center ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana mengelola server dalam kondisi ekstrim. Hal tersebut dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan data center di darat.
Pembelajaran ini mencakup operasi di bawah permukaan laut, pengaruh getaran terhadap server, dan penggunaan gas nitrogen inert untuk melindungi server dari korosi. Proyek data center ini menunjukkan bahwa menggunakan gas nitrogen, yang tidak reaktif, dapat mengurangi kerusakan perangkat keras dan memperpanjang umur server. Selain itu, pemahaman tentang dampak getaran dan stabilitas suhu bawah laut akan diterapkan dalam desain dan pengoperasian data center masa depan.
Meskipun Microsoft berhenti, Tiongkok baru-baru ini memulai eksperimen serupa dengan menurunkan server di bawah laut di pantai selatan Hainan pada tahun 2023. Proyek data center ini menunjukkan bahwa negara lain melihat potensi yang sama dalam menempatkan server di lingkungan bawah laut. Harapannya dapat mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi operasional. Langkah Tiongkok ini menunjukkan adanya minat yang berkelanjutan terhadap inovasi dalam teknologi data center bawah laut.
Hal ini menunjukkan bahwa konsep data center bawah laut masih diminati dan sedang dikembangkan di tempat lain. Meskipun berbagai tantangan dan keputusan strategis perlu dipertimbangkan oleh perusahaan-perusahaan terkait. Proyek data center seperti yang dilakukan oleh Tiongkok mencerminkan upaya global untuk mencari solusi inovatif dan efisien dalam pengelolaan infrastruktur digital.
Saat ini, Microsoft sedang mempertimbangkan teknologi-teknologi alternatif seperti robotika untuk mengotomatisasi operasi data center yang lebih berat. Proyek data center ini mengungkapkan potensi besar dalam penggunaan robot untuk menangani server dan peralatan yang bera. Hal ini dinilai dapat mengurangi risiko cedera dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan mengadopsi teknologi robotika, Microsoft berharap dapat mengurangi beban kerja manual dan meningkatkan keandalan serta ketepatan dalam pengelolaan data center.
Ini mencerminkan upaya mereka untuk terus meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia di lingkungan data center yang semakin kompleks. Proyek data center yang menggunakan teknologi alternatif ini menunjukkan komitmen Microsoft untuk berinovasi dan mencari solusi baru yang dapat mengoptimalkan kinerja data center mereka. Selain robotika, Microsoft juga mengeksplorasi sumber energi alternatif seperti reaktor modular nuklir untuk mendukung operasional data center yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Meskipun menghentikan proyek bawah laut, Microsoft tetap fokus pada riset dan pengembangan (R&D). Microsoft berkomitmen untuk terus menguji konsep-konsep baru dalam kehandalan dan keberlanjutan data center. Proyek data center ini telah memberikan banyak wawasan berharga yang akan diterapkan dalam eksperimen dan inovasi masa depan.
Mereka juga menjalin kolaborasi dengan pihak lain, seperti OpenAI, untuk membangun infrastruktur superkomputer AI yang inovatif. Hal tersebut menunjukkan komitmen mereka terhadap pengembangan teknologi maju. Proyek data center yang melibatkan kerja sama dengan mitra eksternal ini mencerminkan pendekatan kolaboratif Microsoft dalam menciptakan solusi yang lebih canggih dan efektif. Dengan menggandeng para ahli di berbagai bidang, Microsoft berupaya untuk tetap berada di garis depan inovasi teknologi dan memastikan bahwa data center mereka dapat memenuhi kebutuhan masa depan yang semakin kompleks dan menuntut.
Kita telah melihat bagaimana Project Natick memberikan temuan berharga mengenai optimasi data center. Proyek data center tersebut memberikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan Microsoft untuk kepentingan bersama. Selain itu, masih banyak pihak di luar sana yang sedang melakukan upaya pengembangan data center untuk dapat lebih efektif lagi. Kita tentu harus memberikan apresiasi terhadap upaya-upaya tersebut karena kita akan merasakan dampak yang baik untuk temuan yang baik.
Tertarik dengan artikel atau konten-konten kami yang lainnya? Kunjungi media sosial kami (instagram, tiktok, youtube) dan temukan informasi yang dapat memberikan solusi terbaik bagi bisnis Anda!