Yogyakarta Office
Jalan Dladan No. 98 Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191
Jakarta Office
Jalan Mampang Prapatan Raya No.73A Lantai 3 Jakarta Selatan 12790
Risiko
Mitra Berdaya – Pengetahuan memberikan pemahaman yang kemudian menjadikan manusia menjadi lebih sadar dan teliti dalam menanggapi sesuatu. Di era digital, kemajuan teknologi turut dibarengi dengan ancaman yang semakin modern. Untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang cara melawan ancaman tersebut, terciptalah Cyber Threat Intelligence (CTI).
Pemahaman ini memberikan prosedur secara menyeluruh dalam menyikapi ancaman siber, mulai dari mencari indikasi ancaman sampai pada memahami modus pelaku kejahatan siber. Umumnya, situs jaringan diretas oleh sekelompok Hacker untuk memeras uang demi keuntungan pribadi, dalam upaya mereka menyembunyikan identitas, pelaku kerap meminta bayaran dalam mata uang kripto.
Table of Contents
Tidak berbeda jauh dengan teknologi Artificial Intelligence atau AI, CTI merupakan seperangkat teknologi yang diciptakan untuk mendeteksi ancaman siber. Secara definisi, CTI merupakan sebuah kegiatan siber untuk mencari, menghimpun, sampai menganalisa data dengan tujuan untuk mengetahui pola pelaku kejahatan siber dalam menjalankan aksinya.
Secara sederhana, AI digunakan oleh perangkat dan jaringan yang digunakan secara masif seperti internet, namun CTI memiliki cakupan fungsi yang tidak besar dan fokus pada deteksi dan identifikasi ancaman siber.
Teknologi CTI membantu tim IT dalam mengambil keputusan cepat dan tepat dalam mengantisipasi ancaman siber. Selain itu, teknologi ini juga membantu memberikan inovasi bagi tim IT agar lebih proaktif terhadap berbagai ancaman siber. Beberapa ancaman siber yang dimaksud antara lain Malware, Phishing, DoS, dan Zero-day Exploit.
Teknologi CTI berperan vital dalam menjaga keamanan IT perusahaan, sebab membentuk algoritma dan pola sistematis yang membantu dalam mendeteksi, mengetahui motif, sasaran, dan mendeteksi pola taktik dan teknik pelaku. Meninjau dari kemampuan tersebut, maka penting bagi setiap perusahaan yang bersinggungan dengan Teknologi Informasi (TI) untuk menerapkan teknologi ini.
Melalui alur tersebut, tim IT perusahaan dapat menentukan keputusan keamanan berdasarkan informasi yang disebut dengan istilah Data-drivenDecisions. Ketepatan data untuk membentuk keputusan tepat menjadikan CTI penting untuk diterapkan sehingga ancaman siber dapat dilawan secara profesional dan terstruktur.
Saat teknologi ini diterapkan dalam perangkat IT, secara otomatis akan berfungsi dan bekerja berdasarkan data dan informasi. Data dan informasi tersebut kemudian akan mendeteksi dan melawan kejahatan siber. Adanya deteksi dan identifikasi insiden sejak dini dapat meminimalisir kerusakan maupun kerugian besar.
CTI memiliki tiga elemen, yakni Efisiensi Operasi Keamanan, Keefektifan Tanggapan Insiden, dan Keefektifan Analisa Resiko. Efisiensi memiliki makna bahwa sistem CTI dapat mengklasifikasikan masalah berdasarkan tingkat bahaya, sehingga dapat ditangani secara teratur.
Keefektifan Tanggapan Insiden bermakna kesiapan tim IT dalam menghadapi pemberitaan tentang maraknya kejahatan siber serta upaya meningkatkan keamanan sebagai respons. Analisa risiko bermakna sistem CTI dapat memberikan analisa komprehensif untuk dijadikan evaluasi dalam meningkatkan kualitas pengamanan.
Cyber Threat Intelligence atau CTI merupakan kecerdasan sistem dalam memerangi kejahatan siber seperti malware, phishing, DoS, dan zero-day eksploit. CTI membantu tim IT dalam mendeteksi, mengidentifikasi, dan menganalisa kejahatan siber. Penerapan teknologi ini penting digunakan terlebih bagi perusahaan yang bersinggungan erat dengan teknologi. Tidak jauh berbeda dengan AI, hadirnya CTI menjadi piranti memudahkan dalam memerangi ancaman dan kejahatan siber.